ADAB BERTEMAN
Beberapa hadis mengenai adab berteman yang diambil dari
kitab Adabul Mufrad.
- Mendoakan
Temannya agar Allah Memperbanyak Harta dan Anaknya
Musa bin Ismail menceritakan
pada kami: sulaiman bin Al-Mughirah menceritakan pada kami: Dari Tsabit: Dari
Anas, dia berkata. "Pada suatu hari aku mengunjungi Nabi shallallahu
'alaihi wasallam. Tidak ada (disaat itu) kecuali aku, ibu, dan Ummu Haram bibi
(dari ibu). Ketika Rasulullah menemui kami, maka beliau berkata, 'Apakah
tidak sebaiknya kita shalat dan aku menjadi imam?' Saat itu belum
masuk waktu shalat. Lalu seseorang dari kaum itu berkata, 'Dimana Anas
radhiallahu 'anhu ditempatkan oleh Rasulullah?' Lalu dijawab, 'Anas diposisikan
di sebelah kanannya.' Kemudian Rasulullah shalat dengan kami lalu mendoakan
kami -seisi rumah- dengan segala kebaikan dari kebaikan dunia dan kebaikan
akhirat. Kemudian ibuku berkata, 'Wahai Rasulullah! Pelayan kecilmu (Anas)
berdoalah kepada Allah untuknya.’ Lalu Rasulullah melakukannya dengan segala
kebaikan, lalu Rasulullah SAW mengakhiri doanya, “Ya Allah, perbanyaklah
hartanya dan anaknya serta berkahilah ia.”
- Sebaik-baiknya Teman dan Tetangga
Abdullah bin Yazid
menceritakan pada kami: Haiwah menceritakan pada kami, Syurahbil bin Syarik
menceritakan pada kami: bahwa dia mendengar Abu Abdurrahman Al-Hubali
menceritakan padanya: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, " Sebaik-baiknya teman
menurut Allah adalah yang paling baik kepada temannya, dan sebaik-baik tetangga
menurut Allah adalah yang paling baik kepada tetangganya."
- Teman yang selalu memberi nasehat
Amru bin
Abbas menceritakan pada kami: Abdurrahman menceritakan pada kami, Sufyan
menceritakan pada kami, dari Abu Ishaq, Aku mendengar Abdurrahman ibnu Abza,
dia berkata, "Daud berkata, 'Jadilah kamu bagi anak yatim seperti seorang
bapak yang penyayang. Ketahuilah! sebagaimana engkau menanam, maka engkau akan
menuai. Alangkah buruknya kefakiran setelah kaya!. Lebih dari itu atau lebih
buruk lagi yaitu kesesatan setelah (mendapat) petunjuk. Apabila engkau berjanji
terhadap temanmu, maka penuhilah janjimu. Sekiranya engkau tidak melakukannya,
maka akan mengakibatkan permusuhan antara kamu dan dia. Berlindunglah kepada
Allah dari teman, jika engkau mengingat (Allah), dia tidak membantumu dan jika
engkau lupa (kepada Allah), maka dia tidak mengingatkanmu.”
- Tidak mengambil kepunyaan teman, meskipun hanya
bercanda
Ashim bin Ali
menceritakan pada kami: Ibnu Abu Di'b menceritakan pada kami: dari Abdullah bin
Sa'ib, dari bapaknya, dari kakeknya, (Yazid bin Said) berkata, "Saya
mendengar Rasulullah bersabda, 'Janganlah salah seorang di antara kamu
mengambil harta temannya dengan main-main atau dengan sungguh-sungguh. Apabila
salah seorang di antara kamu mengambil tongkat temannya, maka hendaknya dia
mengembalikan tongkat tersebut kepadanya."
- Memuji Teman
Abdul Aziz
bin Abdullah menceritakan pada kami: Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan
padaku: dari Suhail, dari Bapaknya, Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik seseorang adalah Abu Bakar,
sebaik-baik seseorang adalah Umar, sebaik-baik seseorang adalah Abu Ubaidah,
sebaik-baik seseorang adalah Usaid ibnu Hudhair, sebaik-baik seseorang adalah
Tsabit ibnu Qais ibnu Syammas, sebaik-baik seseorang Muadz ibnu Amru ibnu Al
Jamuh, dan sebaik-baik seseorang adalah Muadz ibnu Jabal." Nabi bersabda,
"Sejelek-jelek seseorang adalah fulan dan sejelek-jelek seseorang adalah
fulan" Sehingga beliau menghitung tujuh (orang).
- Jangan terlalu memuji dan memuliakan teman, sehingga
memberatkan bebannya
Muhammad bin
Al-Mutsana menceritakan pada kami: Muadz menceritakan pada kami: Ibnu Aun
menceritakan pada kami, dari Muhammad berkata, "Mereka (para sahabat)
berkata, “Janganlah engkau memuliakan temanmu dengan sesuatu yang
memberatkannya.”
Abu Nuaim
menceritakan pada kami: Al-Amasy menceritakan padaku: dari Abu Ishaw, dari Abul
Ahwas, Dari Abdullah [maksudnya adalah Ibnu Mas'ud] berkata, "Jika salah
seorang dari kalian berdoa maka hendaknya dia memohon sesuatu yang mudah,
karena seseorang itu pasti akan mendapatkan apa yang telah ditakdirkan
kepadanya, dan janganlah salah seorang di antara kalian datang kepada temannya
kemudian memujinya, maka pujian itu mencelakakannya."
- Jangan mencaci teman
syihab bin
Abad menceritakan pada kami: Ibrahim bin Humaid Ar-Ruwasi menceritakan pada
kami: dari Ismail: dari Qais: Abdullah Ibnu Mas'ud berkata, "Apabila
seseorang berkata kepada temannya, 'Kamu musuhku', maka (dia) dari salah
satunya sungguh telah keluar dari Islam, dan ia terbebas dari temannya (tidak
menjadi tanggung jawab temannya)."
- Menuduh temannya kafir atau dengan sesuatu yang buruk
Abu Ma'mar
menceritakan pada kami: Abdul Warits menceritakan pada kami: dari Al-Husain,
dari Abdullah bin Buraidah, Yahya bin Ya'mur menceritakan pada kami: bahwa Abu
Aswad Ad-Diyila bercerita padanya, bahwa Ia mendengar Abu Dzarr berkata,
"Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
'Seseorang diharamkan untuk menuduh fasik orang lain, dan juga tidak menuduhnya
dengan kufur, maka jika tidak, tuduhan itu kembali kepada dirinya, sekiranya
temannya yang dituduh itu tidak seperti yang dituduhkannya'."
- Saling mencintai karena Allah
Musa
menceritakan pada kami: Mubarak menceritakan pada kami: Tsabit menceritakan
pada kami: dari Anas, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, 'Dua orang saling mencintai
(karena Allah) maka yang paling baik di antara keduanya adalah yang paling kuat
cintanya kepada temannya.
- Tidak boleh mendiamkan teman
Abdullah bin
Yusuf dan Al-Qa'nani menceritakan pada kami: Malik mengabarkan pada kami, dari
Ibnu Syihab, dari Atha bin Yazid, Dari Abu Ayyub, bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak halal bagi orang muslim
untuk mendiamkan temannya dalam tiga hari, kemudian keduanya bertemu lalu dia
berpaling dan ini, dan yang lain berpaling dari itu. Hal yang paling baik di
antara keduanya adalah yang memulai dengan salam."
- Meminta izin pada teman
Musa bin
Ismail menceritakan pada kami: A'yana Al
khawarizmi menceritakan pada kami, ia berkata, "Kami datang menemui Anas
bin Malik, sementara din duduk di lorong sempit dan tidak seseorangpun yang
menemaninya, maka temanku memberi salam kepadanya dan berkata, 'Boleh aku
masuk?' Maka Anas menjawab, 'Silakan masuk, tidak perlu meminta izin. ' Beliau
menghidangkan makanan. lalu kami makan. Kemudian dihidangkan lagi bejana anggur
manis, lalu kami meminumnya."
- Teman duduk
Abu Ashim
menceritakan pada kami: Sya'ib bin Umar menceritakan pada kami: Isa bin Musa
menceritakan padaku: dari Muhammad bin Abbad bin Ja'far ia berkata. Ibnu Abbas
berkata: Orang yang sangat mulia pada sisiku adalah teman dudukku."
SB 2000
Like this
ReplyDeleteTulisan smpean inspiratif..ea..
ReplyDeletePak rt ditunggu bahas IM..